Artikelku



POLA PIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MENGGUNAKAN TAHAPAN POLYA BERDASARKAN GENDER DAN KEMAMPUAN MATEMATIKA
Sri Rahayu1
Leni Rahmawati2
Dosen Prodi Pendidikan Matematika Universitas PGRI Adi Buana Surabaya1
Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika Universitas PGRI Adi Buana Surabaya2
Abstrak
Perbedaan gender bukan hanya berakibat pada perbedaan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah, tetapi cara memperoleh pengetahuan atau pola pikir matematika setiap siswa juga berbeda-beda sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pola pikir siswa dalam menyelesaikan soal cerita menggunakan tahapan Polya berdasarkan gender dan kemampuan matematika. Subjek dalam penelitian ini adalah enam siswa yang terdiri dari kategori kemampuan tinggi, sedang, dan rendah yang diambil dari kelas VIII SMPN 10 Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif sehingga data yang dikumpulkan melalui dokumentasi, tes, dan wawancara dianalisis sesuai tahapan yang dikemukakan Miles dan Huberman dengan berdasarkan indikator yang telah ditentukan sebelumnya. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa siswa laki-laki memiliki jawaban yang lebih bervariasi, langkah yang digunakan tidak terbatas, dan juga tidak memiliki kaidah negatif dalam mengambil tindakan maupun keputusan, sedangkan siswa perempuan siswa perempuan yang jawabannya lebih memusatkan perhatian pada satu arah yang dianggap penting, mengikuti jalcur yang pernah didapatkan dan memiliki kaidah negatif yang membuatnya terbatas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa laki-laki memiliki pola pikir divergen, sedangkan siswa perempuan memiliki pola pikir konvergen.
Kata Kunci: pola pikir, gender, kemampuan matematika.
A.  PENDAHULUAN
Dalam mempelajari matematika, masih banyak siswa baik laki-laki maupun perempuan yang menganggap matematika itu mata pelajaran sulit dan membosankan, terutama dalam menyelesaikan soal cerita. Soal cerita adalah suatu pertanyaan yang diuraikan dalam bentuk cerita dengan rangkaian kalimat yang bermakna dan biasanya berhubungan dengan kegiatan sehari-hari. Sedangkan soal cerita matematika merupakan pengaplikasian matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hal tersebut, aspek gender dalam pembelajaran matematika menjadi perhatian, Gender merupakan istilah untuk mendeskripsikan perbedaan sosial antara laki-laki dan perempuan, karena gender merupakan konstruksi yang sebenarnya bukan bawaan lahir melainkan dapat dibentuk atau diubah tergantung dari tempat, waktu, suku, sosial, dan sebagainya (Nugroho, 2008:38). Perbedaan gender bukan hanya berakibat pada perbedaan kemampuan, karena kemampuan matematika adalah daya yang dimiliki seseorang dari hasil pembawaan dan latihan untuk menyelesaikan soal atau masalah matematika. Namun, cara memperoleh pengetahuan matematika setiap siswa juga berbeda-beda berdasarkan pola pikir setiap individu. Pola pikir adalah cara seseorang menggunakan akal untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu yang melibatkan kesadaran dan subjektivitas individu. Pola Pikir menurut Edward De Bono terbagi menjadi dua tipe yang selaras dengan pernyataan dari Djamarah (2011:34) yaitu :
a.    Berpikir Konvergen, berarti berpikir menuju satu arah yang benar atau satu jawaban yang paling tepat atau satu pemecahan dari suatu masalah.
b.    Berpikir Divergen, berarti berpikir dalam arah yang berbeda-beda, akan diperoleh jawaban-jawaban yang unik yang berbeda-beda tetapi benar.
Untuk memudahkan dalam mendeskripsikan pola pikir dalam menyelesaikan soal cerita maka peneliti menggunakan tahapan-tahapan dalam proses pemecahan masalah menurut Polya dalam Nafi’an  (2011:572) yaitu:
a.    Memahami masalah
Pada tahap ini siswa harus memahami masalah atau soal yang diberikan dengan menunjukkan bahwa siswa dapat menentukan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, apa syaratnya cukup ataukah berlebihan untuk menyelesaikan soal yang diberikan.
b.    Merencanakan pemecahan masalah
Pada tahap ini siswa harus menunjukkan hubungan antara yang diketahui dan yang ditanyakan dengan menentukan cara yang akan digunakan untuk menyelesaikan soal yang diberikan.
c.    Melaksanakan rencana pemecahan masalah
Pada tahap ini siswa harus melaksanakan rencana yang telah ditetapkan pada tahap merencanakan pemecahan masalah dengan menulis dan menjawab soal yang diberikan pada lembar jawaban.
d.   Memeriksa kembali solusi yang diperoleh
Pada tahap ini siswa melakukan pengecekan setiap langkah yang dilakukan dan menguji solusi yang telah diperoleh.
Melihat paparan di atas, penelitian ini ingin menjawab permasalahan, Bagaimana pola pikir siswa dalam menyelesaikan soal cerita menggunakan tahapan Polya berdasarkan gender dan kemampuan matematika pada materi teorema Pythagoras di kelas VIII SMP Negeri 10 Surabaya? Yang hasilnya diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi guru matematika sebagai bahan referensi dalam upaya untuk memperbaiki pembelajaran matematika agar lebih menyenangkan. Serta sebagai informasi bagi para guru matematika mengenai pola pikir siswa dalam menyelesaikan soal cerita. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan pola pikir siswa laki-laki dan perempuan dengan kemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah dalam menyelesaikan soal cerita dengan menggunakan tahapan Polya.
B.  METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang berbentuk studi kasus, yang bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan pola pikir siswa SMP baik laki-laki maupun perempuan dengan kemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah dalam menyelesaikan soal cerita dengan menggunakan tahapan Polya. Data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah data primer berupa nilai rata-rata ulangan harian materi sebelumnya, hasil tes subjektif dan hasil wawancara terhadap subyek terkait yaitu siswa SMP Negeri 10 Surabaya kelas VIII. Adapun sumber data pada penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan yang diperoleh dari enam siswa SMP Negeri 10 Surabaya kelas VIII. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode dokumentasi metode tes, dan metode wawancara. Instrumen penelitian menggunakan lembar tes, dan lembar wawancara.
Dalam penelitian ini, tahapan-tahapan yang dilakukan peneliti dalam menganalisis data sesuai dengan yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (dalam Fuad dan Nugroho, 2014:16 - 18) yaitu:
1.    Reduksi data
a.    Mengorganisir siswa melalui data dokumentasi sesuai kategori kemampuan tinggi, sedang, dan rendah menurut Arikunto dalam Visitasari dan Siswono (2013) sebagai berikut:
1)    Kemampuan Tinggi (ST): nilai ≥ 88
2)    Kemampuan Sedang (SS): 59 < nilai < 88
3)    Kemampuan Rendah (SR): nilai ≤ 59
b.    Mengkategorikan dan mengoreksi hasil pekerjaan siswa sesuai indikator yang akan digunakan untuk menentukan subjek penelitian.
Adapun indikator pola pikir siswa dalam menyelesaikan soal matematika bentuk cerita yang digunakan dalam menganalisis data sebagai berikut:
Tabel 3.1 Indikator Pola Pikir Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Menggunakan Tahapan Pemecahan Masalah Polya
Tahap Penyelesaian
Konvergen
Divergen
Memahami Masalah
Siswa memilih satu cara yang pasti untuk dapat mengungkapkan informasi baik diketahui maupun ditanya dari soal
Siswa memikirkan beberapa cara yang kemungkinan dapat untuk mengungkapkan informasi baik diketahui maupun ditanya dari soal
Merencanakan Pemecahan Masalah
Siswa menentukan cara yang sesuai dengan yang pernah diajarkan
Siswa menentukan cara yang bervariasi atau terdapat modifikasi dari yang pernah diajarkan
Memecahkan Masalah
Siswa menuliskan tahapan secara berurutan, terpatri label-label yang pernah diajarkan, dan dapat menyimpulkan dengan detail
Siswa menuliskan tahapan yang tidak berurutan, tidak terpatri pada label-label yang diajarkan, dan menyimpulkannya secara umum
Memeriksa Kembali
Siswa memeriksa kembali secara teliti
Siswa memeriksa dengan sekadar membaca
c.    Melakukan penyerdehanaan pada data hasil wawancara menjadi susunan bahasa yang baik dan rapi.
2.    Penyajian data
a.    Menyajikan hasil pekerjaan siswa yang telah dipilih sebagai subjek penelitian melalui kesesuaian indikator pada tahap reduksi.
b.    Menyajikan hasil wawancara yang telah direkam pada tape recorder dalam bentuk tulisan.
3.    Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan pemaknaan terhadap data yang telah dikumpulkan. Pemaknaan tersebut dilakukan berdasarkan pola-pola yang sudah tergambarkan dalam penyajian data.
Dalam penelitian ini pengujian keabsahan data dilakukan dengan menggunakan teknik triangulasi. Namun, tidak menggunakan semua jenis teknik triangulasi, melainkan hanya menggunakan triangulasi teknik menurut Sugiyono. Karena sangat sulit bagi peneliti untuk dapat melaksanakan semua teknik tersebut. Adapun cara yang ditempuh peneliti dalam triangulasi teknik adalah:
1.    Mengecek balik data yang diperoleh melalui teknik tes dengan menggunakan teknik wawancara.
2.    Membandingkan antara hasil tes dengan hasil wawancara.
C.  HASIL DAN PEMBAHASAN
1.    Hasil Penelitian
Hasil mengelompokkan siswa dalam tiga kelompok kemampuan matematika yaitu siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah berdasarkan data dokumentasi rata-rata nilai ulangan harian siswa dengan kriteria menurut Arikunto. Maka didapatkan hasil sebagai berikut:


Tabel 4.1 Tabel Hasil Kemampuan Siswa Kelas VIII
 
 
KELAS
KEMAMPUAN
JUMLAH SISWA
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
VIII-G
Tinggi
4
8
Sedang
11
12
Rendah
4
-
VIII-H
Tinggi
-
3
Sedang
8
21
Rendah
5
2
VIII-I
Tinggi
3
3
Sedang
10
19
Rendah
2
-
VIII-J
Tinggi
-
4
Sedang
9
18
Rendah
4
-
Berdasarkan hasil pengelompokan siswa kelas VIII tersebut, maka peneliti melakukan tes pemecahan masalah materi teorema Pythagoras yang terdiri dari tiga butir soal berbentuk kartu terhadap siswa, dengan tujuan untuk menentukan enam siswa sebagai subjek penelitian yang terdiri dari satu siswa laki-laki dan satu siswa perempuan dari masing-masing kelompok. Pemilihan subjek dilakukan dengan cara menganalisis hasil tes pemecahan masalah para siswa yang sesuai indikator pemecahan masalah.  Selain itu, pemilihan juga melalui bantuan atau saran dari guru mata pelajaran matematika untuk memilih siswa yang mempunyai keberanian dan kemauan dalam melaksanakan wawancara. Hal ini dilakukan karena guru mata pelajaran matematika lebih mengetahui karakter siswa sehingga memudahkan peneliti dalam proses penelitian. Berikut ini daftar siswa yang terpilih sebagai subjek penelitian:
Tabel 4.2 Tabel Subjek Penelitian
 
 
No.
Nama Subjek
Jenis Kelamin
Kelompok
Kode Siswa
1.                   
Kurnia Lazzuardi
Laki-laki
Tinggi
LT
2.                   
Rachmad Baktiar Luis
Laki-laki
Sedang
LS
3.                   
Bagus Pratama W.
Laki-laki
Rendah
LR
4.                   
Intan Arilia Sughesti
Perempuan
Tinggi
PT
5.                   
Adiva Wahyu Azzahra
Perempuan
Sedang
PS
6.                   
Findriani Aprilia
Perempuan
Rendah
PR
Subjek penelitian tersebut akan mengikuti kegiatan wawancara terhadap soal-soal yang sudah dikerjakan. Berikut ini temuan penelitian yang didapatkan peneliti pada proses penelitian melalui tes pemecahan masalah dan wawancara terhadap subjek penelitian:
a.    Temuan Penelitian pada Siswa LT
Siswa tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanya, tetapi siswa dapat mengungkapkan semua informasi yang ada secara keseluruhan dengan baik yang didapatkan dengan cara membaca soal dan memperhatikan gambar, dalam merencanakan pemecahan memilih cara yang tepat dengan sebagian ada yang dimodifikasinya menjadi lebih simpel dengan lompatan-lompatan tanpa terpatri label-label tertentu terlihat pada jawaban dari soal 1, 2, dan 3 pemisalan yang digunakan berubah-ubah tetapi hasil akhirnya benar semua, dan menyimpulkan secara umum serta sangat yakin dengan jawabannya tanpa melakukan pemeriksaan kembali.
b.   Temuan Penelitian pada Siswa LS
Siswa tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanya  tetapi, siswa dapat mengungkapkan semua informasi yang ada secara keseluruhan dengan baik yang didapatkan dengan cara membaca soal dan memperhatikan gambar, dalam merencanakan pemecahan pada soal 1 siswa memilih cara yang berbeda dari yang diajarkan, untuk soal 2 dan 3 sesuai yang diajarkan. Untuk pelaksanaan rencana pemecahan siswa menggunakan pemisalan dengan label yang sama tetapi dengan tahapan yang berbeda-beda dan penyimpulannya sesuai dengan kalimat yang dibaca pada soal. Pada tahap pemeriksaan siswa hanya sekedar melihat kembali jawaban dan berkata yakin dengan jawabannya.
c.    Temuan Penelitian pada Siswa LR
Siswa tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanya  dan siswa kesulitan serta membutukah bantuan dalam mengungkapkan semua informasi yang ada secara keseluruhan dengan baik yang didapatkan dengan cara membaca soal dan memperhatikan gambar, dalam membuat rencana pemecahan cukup tepat namun hanya sebagian dan pemecahan hampir semua tidak sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Pada tahap pemeriksaan siswa hanya sekedar melihat kembali jawaban namun tetap tidak yakin dengan jawabannya dan belum bisa menyimpulkannya.
d.   Temuan Penelitian pada Siswa PT
Siswa menuliskan dan dapat mengungkapkan apa yang diketahui dan ditanya dengan baik yang didapatkan dengan cara membaca soal, dalam merencanakan pemecahan memilih cara yang tepat sesuai dengan yang diajarkan sebelumnya dengan pelaksanaan pemecahannya secara tahapan yang berurutan dan menggunakan label-label yang terpatri dari soal 1, 2, dan 3 serta menyimpulkan secara detail seperti yang ditulis pada lembar jawaban. Tahap pemeriksaan kembali jawaban dilakukan dengan teliti oleh siswa.
e.    Temuan Penelitian pada Siswa PS
Siswa tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanya  tetapi, siswa dapat mengungkapkan apa yang diketahui dan ditanya dengan baik, kecuali soal 3 siswa ada pemahaman yang berbeda, informasi tersebut didapatkan dengan cara membaca soal yang dianggap dengan cara membaca soal lebih mendapatkan informasi yang akurat. Dalam merencanakan pemecahan masalah siswa memulainya dengan membuat sketsa selanjutnya dikerjakan dengan rumus pythagoras sesuai yang dipahami pada soal. Untuk pelaksanaan rencana pemecahan siswa melaksanakan sesuai yang direncanakan secara berurutan dan terpatri dengan label-label seperti yang diajarkan serta penyimpulannya secara detail. Untuk tahap pemeriksaan kembali dilakukan oleh siswa dengan teliti.
f.     Temuan Penelitian pada Siswa PR
Siswa sebagian menuliskan apa yang diketahui dan ditanya  karena siswa masih kesulitan dalam memahami soal. Namun, siswa cukup percaya diri mengungkapkan yang diketahui dan ditanya sesuai yang siswa dapatkan dari membaca soal dan terkadang mencoba mencari informasi dari yang lain. Untuk tahap perencanaan pemecahan sebagian sudah dilakukan dengan cara yang benar. Sedangkan untuk tahap pemecahan siswa terpatri dengan cara yang dipelajari walaupun labelnya tidak terpatri, siswa juga menuliskan secara berurutan dengan baik serta pengambilan kesimpulan secara detail dengan bahasa yang baik. Tahap pemeriksaan kembali dilakukan oleh siswa dengan masih memikirkan adanya kesalahan atau tidak.
2.    Pembahasan
Berikut ini pembahasan mengenai pola pikir siswa dalam menyelesaikan soal matematika bentuk cerita berdasarkan gender dan kemampuan matematika:
a.    Pola pikir siswa laki-laki dalam menyelesaikan soal cerita menggunakan tahapan Polya berdasarkan kemampuan matematika
Terkait dengan data yang didapatkan dari subjek LT, LS, dan LR, berarti pola berpikir siswa laki-laki dalam cara memahami masalah mencakup semua informasi yang ada pada soal tanpa merasa terbatas atau memilah-milah yang penting saja, sehingga subjek dapat mengungkapkan secara lengkap dan percaya diri meskipun banyak pengaruh. Pengaruh yang dimaksud adalah adanya gambar pada soal, pertanyaan peneliti saat wawancara, dan pengetahuan yang dimiliki oleh subjek sebelumnya.
Rencana pemecahan masalah yang digunakan subjek adalah strategi  mengaitkan dari yang diketahui dengan yang ditanyakan tanpa menghiraukan kaidah negatif dari memodifikasi cara-cara yang sudah pernah diajarkan ataupun dengan cara yang berbeda dari yang diajarkan. Dalam tahap ini subjek mengungkapkan argumen secara jelas dan singkat.
Dalam pemecahan masalah, subjek menyelesaikan secara lompatan atau tidak berurutan karena subjek tidak membatasi penyelesaian yang dibuat harus benar dan sesuai dengan yang diajarkan sebelumnya, karena pada tahap ini juga dipengaruhi oleh seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki siswa.
Pada tahap memeriksa kembali dalam proses dan hasil penyelesaian hampir tidak dilakukan. Adapun tahap memeriksa kembali dilakukan hanya dengan membaca kembali tanpa melakukan analisis langkah-langkah yang telah dibuat. Sehingga pemahaman subjek terhadap langkah memeriksa hanya diartikan membaca kembali, dan subjek mengatakan bahwa hasil pekerjaan diyakini benar.
b.   Pola pikir siswa perempuan dalam menyelesaikan soal cerita menggunakan tahapan Polya berdasarkan kemampuan matematika
Berdasarkan data hasil temuan yang didapatkan dari subjek PT, P­S, dan PR, berarti pola pikir siswa perempuan dalam menyelesaikan soal matematika bentuk cerita sebagai berikut:
Dalam tahapan memahami soal siswa memilah-milah informasi dengan menggunakan cara membaca soal yang dianggap lebih lengkap dalam mencari informasi dibandingkan cara lain walaupun sebagian ada yang memperhatikan cara lain untuk menambah informasi atau sekedar mencari kebenaran informasi yang didapatkan saja.
Untuk tahap merencanakan pemecahan masalah dilakukan dengan memilih cara yang sesuai dengan yang pernah siswa pelajari sebelumnya yang dianggap itulah satu-satunya cara yang benar, sehingga sebagian siswa yang kurang memahami masalah tetap berusaha memikirkan dan mengingat cara yang pernah dipelajari agar tidak salah.
Dari hasil penjabaran di atas, peneliti menyatakan bahwa siswa laki-laki dengan siswa perempuan memiliki keunggulan masing-masing dalam menyelesaikan soal cerita. Dari siswa laki-laki lebih berani dalam memunculkan berbagai kemungkinan yang ada tanpa batas, namun siswa laki-laki kurang teliti dan kurang dapat mengkomukasikan dengan baik yang terlihat dalam penggunaan bahasa dalam wawancara. Sedangkan siswa perempuan memiliki keunggulan dalam berkomunikasi dan ketelitian meskipun siswa perempuan lebih terpatri untuk mengikuti langkah-langkah yang sudah ada, daripada memunculkan hal-hal yang serba kemungkinan kebenarannya.
D.  KESIMPULAN
Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:
a.    Pola pikir siswa laki-laki dalam menyelesaikan soal matematika bentuk cerita mengarah pada indikator berpikir divergen. Hal ini dapat dilihat dari cara siswa laki-laki menyelesaikan soal materi teorema Pythagoras yang diberikan peneliti dan dapat dilihat juga dari hasil wawancara yang mana siswa laki-laki memiliki jawaban yang lebih bervariasi, langkah yang digunakan tidak terbatas, dan juga tidak memiliki kaidah negatif dalam mengambil tindakan maupun keputusan.
b.    Pola pikir siswa perempuan dalam menyelesaikan soal matematika bentuk cerita mengarah pada indikator berpikir konvergen. Hal ini dapat dilihat dari cara siswa laki-laki menyelesaikan soal materi teorema Pythagoras yang diberikan peneliti dan dapat dilihat juga dari hasil wawancara yang mana siswa perempuan yang jawabannya lebih memusatkan perhatian pada satu arah yang dianggap penting, mengikuti jalur yang pernah didapatkan dan memiliki kaidah negatif yang membuatnya terbatas dalam melakukan sesuatu karena beranggapan yang dilakukan harus tepat.
E.  DAFTAR PUSTAKA
Amir MZ, Zubaidah. 2013. “Perspektif Gender dalam Pembelajaran Matematika”. Marwah. Vol. XII No. 1 Juni 2013, pp. 14 – 31.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-dasar Evaluasi pendidikan edisi-2. Jakarta: Bumi Aksara.
De Bono, Edward. 1989. Berpikir Lateral. Jakarta: Erlangga.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Fuad, Anis dan Kandung Sapto Nugroho. 2014. Panduan Praktis Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hamzah, H.M. Ali dan Muhlisrarini. 2014. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Moleong, Lexy J. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nafi’an, Muhammad Ilman. 2011. “Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Ditinjau  Dari Gender Di Sekolah Dasar”. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. 3 Desember 2011, pp. 571 – 577.
Nugroho, Riant. 2008. Gender dan Administrasi Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Visitasari, Riska dan Tatag Yuli Eko Siswono. 2013. Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah Berbentuk Soal Cerita Aljabar Menggunakan Tahapan Analisis Newman. https://www.scribd.com /document_downloads/direct/143855905?extension=pdf&ft=1441152224&lt=1441155834&user_id=252948826&uahk=JoG28xd5ubu20o+0aftbGElhsB0 . Diakses tanggal 02  September 2015 Pukul 07.04.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Numerik

PAI