Numerik
MAKALAH
KONSEP METODE NUMERIK
DAN
KONSEP ANALISIS KESALAHAN (GALAT)
Tugas Mata
Kuliah : Metode Numerik
Dosen Pengampu
: Lydia Lia Prayitno, S.Pd., M.Pd.
Oleh
:
Yuwensi Prastika S. 125500083
Leni
Rahmawati 125500190
UNIVERSITAS
PGRI ADI BUANA SURABAYA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2016
KONSEP METODE NUMERIK DAN KONSEP ANALISIS KESALAHAN (GALAT)
A. Konsep Metode Numerik
Berbagai bentuk permasalahan matematika dapat diselesaikan dengan menggunakan salah satu dari dua metode,
yakni metode analitik atau metode numerik. Namun, banyak permasalahan
matematis yang tidak dapat diselesaikan dengan metode analitik. Metode analitik adalah metode penyelesaian model matematika dengan
rumus-rumus aljabar yang sudah baku (lazim). Metode analitik disebut juga
metode sejati karena solusi yang dihasikan merupakan solusi sejati yang
memiliki galat (error) sama dengan nol. Jika terdapat penyelesaian
secara analitik, mungkin proses penyelesaiannya sangat rumit, sehingga solusi
persoalan sebenarnya masih dapat dicari dengan menggunakan metode numerik.
Metode numerik adalah
teknik yang digunakan untuk memformulasikan persoalan matematik sehingga dapat
dipecahkan dengan operasi perhitungan/aritmatika biasa (tambah, kurang, kali,
dan bagi). Sedangkan secara harfiah terdiri dari dua suku
kata yaitu, metode artinya
cara, sedangkan numerik artinya angka. Sehingga metode
numerik berarti cara berhitung dengan menggunakan angka-angka.
Perbedaan metode analitik dan metode numerik terletak pada dua hal
sebagai berikut.
1. Solusi dari metode numerik selalu
berbentuk angka. Sedangkan pada metode analitik biasanya dalam bentuk fungsi
matematik yang selanjutnya dapat dievaluasi untuk menghasilkan nilai dalam
bentuk angka atau numerik.
2. Solusi dari metode numerik
menghasilkan solusi hampiran atau mendekati solusi sejati sehingga solusi
numerik dinamakan juga solusi hampiran (approxomation) atau solusi
pendekatan. Sedangkan metode analitik menghasilkan solusi sejati.
Contoh 1:
Hitunglah nilai
integral berikut !
Penyelesaian:
1. Dengan metode analitik
=
= {4(1) -
} – {4(-1) -
= {4 -
} - {- 4 +
}
= {4 -
+ 4 -
}
= 8 -
=
=
7,333333
Perhatikanlah
bahwa
adalah solusi analitik dalam bentuk fungsi
matematik, sedangkan
adalah nilai numerik integral tentu yang
diperoleh dengan cara mengevaluasi fungsi matematik tersebut untuk batas-batas
integrasi x = 1 dan x = -1. Bandingkan cara di atas dengan metode numerik di bawah ini.
2. Dengan metode numerik
Untuk menyelesaikan persoalan di atas dengan menggunakan metode numerik, kita bisa menyelesaiakanya dengan
mencari luas daerah yang dibatasi oleh integrasi x = 1 dan x = -1. Luas daerah
tersebut dapat dihampiri dengan cara, membagi daerah integrasi , [-1,1] di atas
sejumlah trapesium dengan lebar 0,5. Maka luas daerah integrasi dihampiri dengan
luas keempat buah trapesium, seperti gambar berikut:
-2
|
x
|
2
|
-0,5
|
-1
|
0
|
0,5
|
1
|
y
|
p
|
q
|
r
|
s
|
y = 4 – x2
|
Gambar 1.1
|
I ≈ p + q + r + s
≈ {[f(-1) + f(-0,5)] x
0,5/2} + {[f(-0,5) + f(0)] x 0,5/2} + {[f(0) + f(0,5)] x 0,5/2} + {[f(0,5) + f(1)] x 0,5/2}
≈ 0,5/2{f(-1) +
2f(-0,5) + 2f(0) + 2f(0,5) + f(1)}
≈ 0,5/2 {3 + 7,5 + 8 +
7,5 + 3 }
≈ 7, 25
Dari penyelesaian di atas, diperoleh
solusi hampiran 7, 25 menggunakan metode numerik dan
solusi sejatinya 7,3333…..
menggunakan metode analitik.
B. Konsep Analisis Kesalahan (Galat)
Penyelesaian secara numeris dari suatu persamaan matematik hanya
memberikan nilai perkiraan yang mendekati nilai eksak atau solusi sebenarnya (sejati) dari penyelesaian analitis. Berarti dalam penyelesaian numerik tersebut terdapat galat atau kesalahan (error) terhadap nilai sejati
atau penyelesaian yang sebenarnya. Menganalisis galat sangat penting di dalam
perhitungan yang menggunakan metode numerik, karena galat berasosiasi dengan seberapa dekat
solusi hampiran dengan solusi sejatinya. Semakin kecil galat, maka semakin
teliti solusi numerik yang diperoleh. Sehingga galat dapat didefinisikan
sebagai selisih nilai sejati dengan nilai hampiran yang dapat dinyatakan
seperti berikut:
e = a – â dengan
: e : galat
â
: nilai hampiran
a : nilai sejati
Nilai galat positif ataupun
negatif tidak berpengaruh, sehingga perhitungannya digunakan tanda mutlak, yang
didefinisikan sebagai berikut: | e | = | a – â |.
Kesalahan seperti tersebut disebut
galat absolut atau galat mutlak, karena tidak menunjukkan besarnya
tingkat kesalahan galat tersebut
dengan nilai sejatinya. Untuk mengetahui besarnya tingkat kesalahan galat
terhadap nilai sejatinya, maka dibandingkan antara kesalahan yang terjadi
dengan nilai sejatinya. Galat
inilah yang disebut galat relatif. Galat
relatif didefinisikan sebagai.
=
atau dalam persentase
=
x 100%
Karena galat
dinormalkan terhadap nilai sejati, maka galat relatif tersebut dinamakan juga galat
relatif sejati. Dalam metode
numerik, nilai sejati biasanya tidak diketahui, karena nilai sejati hanya dapat
diketahui apabila suatu fungsi bisa diselesaikan secara analitis. Untuk itu
kesalahan dinyatakan berdasarkan nilai hampiran atau perkiraan terbaik dari
nilai sejatinya, sehingga
galat relatifnya dinamakan galat relatif
hampiran. Galat relatif
hampiran didefinisikan sebagai berikut:
=
atau dalam persentase
=
x
100%
Contoh:
Misalkan solusi hampiran 7, 25 dan solusi
sejatinya 7,3333....
Hitunglah galat absolut, galat relatif, dan galat relatif hampiran!
Penyelesaian:
Galat Absolut : | ɛ | = | a
– â |
= | 7,3333….. - 7,25 |
= 0,0833……
Galat relatif :
=
=
= 0,0113636364
Galat relatif hampiran :
=
=
= 0,0114942529
Dalam menghitung galat
relatif hampiran seperti yang tertera di atas, ternyata masih mengandung
kelemahan sebab nilai ɛ
tetap membutuhkan pengetahuan nilai a (dalam praktek jarang sekali mengetahui
nilai sejati a). Oleh karena itu, pada metode numerik perhitungan galat relatif
hampiran menggunakan pendekatan lain yaitu pendekatan lelaran (iteration) yang didefinisikan sebagai
berikut:
Keterangan :
= nilai hampiran lelaran saat ini
= nilai hampiran lelaran sebelumnya.
Dalam hal ini, proses perhitungan lelaran dihentikan
apabila
<
, dimana
adalah
toleransi galat yang dispesifikasikan
Bila a adalah suatu bilangan sedemikian
sehingga memenuhi |â – a| ≤ Da, dimana Da
adalah batas atas pada besaran dari kekeliruan mutlak, maka persamaan tersebut
disebut dengan ukuran ketelitian relatif. Berdasarkan persamaan di atas maka
diperoleh bahwa ukuran ketelitian relatif adalah:
Contoh:
Jika a adalah bilangan yang dibulatkan ke n tempat
desimal maka
. Bila a = 0,51, maka a teliti sampai 2 tempat
desimal. Sehingga
dan
ketelitian relatifnya adalah
Contoh:
Hasil pengukuran sebuah meja adalah panjang 95,6
cm. Tentukan persentase galat relatif!
Penyelesaian:
1) Menentukan galat mutlak terlebih dahulu
Dengan menggunakan aturan ketelitian relatif
diperoleh galat mutlak adalah
2) Menentukan Persentase Galat Relatif
=
Menurut Bambang Triatmodjo ada tiga macam kesalahan yaitu kesalahan bawaan, kesalahan
pembulatan dan kesalahan pemotongan.
1.
Kesalahan bawaan
Kesalahan
dari nilai data. Kesalahan tersebut bisa terjadi karena kekeliruan dalam
menyalin data, salah membaca skala atau kesalahan karena kurangnya pengertian
mengenai hukum-hukum fisik dari data yang diukur.
2.
Kesalahan pembulatan
Kesalahan pembulatan terjadi karena tidak diperhitungkannya beberapa angka
terakhir dari suatu bilangan.
Dalam galat pembulatan, terdapat istilah angka bena atau angka signifikan. Angka bena adalah angka bermakna,
angka penting, atau angka yang dapat digunakan dengan pasti. Beberapa pedoman untuk
menemtukan sebuah bilangan termasuk dalam angka bena, diantaranya adalah (1)
Pada umumnya, semua angka adalah angka bena, (2) angka nol di depan angka bukan
nol tidak termasuk dalam angka bena, (3) angka nol diantara atau diapit angka
bukan nol termasuk angka bena, dan (4) angka nol di belakang angka bukan nol
termasuk angka bena.
Komputer hanya bisa menyimpan sejumlah tertentu
angka bena. Bilangan riil yang jumlah angka benanya melebihi jumlah angka bena
komputer akan disimpan dalam sejumlah angka bena komputer tersebut. Pengabaian
angka bena sisanya itulah yang menimbulkan galat pembulatan.
Contoh: 0,001360 memiliki
4 angka bena
0,1764 memiliki
4 angka bena
278,300 memiliki
6 angka bena
Contoh: a = 1/3 =
0,33333 . . . dan â = 0,33333.
Galat pembulatannya
e = 0,00000333 . . . .
3.
Kesalahan pemotongan
Kesalahan pemotongan terjadi karena tidak dilakukannya
hitungan sesuai dengan prosedur matematik yang benar atau penggunaan hampiran sebagai pengganti formula
eksak. Maksudnya, ekspresi matematik yang lebih kompleks “diganti” dengan
formula yang lebih sederhana. Tipe galat pemotongan bergantung pada metode
komputasi yang digunakan untuk penghampiran sehingga kadang-kadang ia disebut
juga galat metode.
Istilah “pemotongan” muncul karena banyak metode
numerik yang diperoleh dengan penghampiran fungsi menggunakan deret Tylor.
Karena deret Tylor merupakan deret yang tidak berhingga, maka untuk penghampiran
tersebut, deret Tylor harus kita potong/hentikan sampai suku orde tertentu
saja. Penghentian suatu deret tersebutlah yang menimbulkan galat pemotongan.
Contoh, hampiran fungsi cos(x) dengan bantuan deret
Tylor di sekitar x = 0.
Nilai
hampiran
|
Pemotongan
|
Galat
pemotongan
|
Jumlah suku-suku selanjutnya setelah pemotongan merupakan
galat pemotongan untuk cos (x). kita tidak dapat mengetahui sisanya, karena
jumlah deretnya yang tak berhingga. Namun,
kita dapat menghampiri galat pemotongan tersebut dengan rumus suku sisa yaitu:
Contoh :
Tentukan
hampiran fungsi ln(x) menggunakan deret Taylor sampai orde-4 di sekitar
, lalu tentukan
hampiran ln (0,9).
Penyelesaian:
Tentukan
turunan fungsi f(x) = ln(x) dulu:
f(x) = ln (x) f(1) = 0
f’(x) =
f’(1) = 1
f’’(x) =
f’’(1) = -1
f’’’(x) =
f’’’(1) = 2
f4(x) =-
f4(1) = -6
f5(x) =
f5(c)
=
Deret Taylornya adalah :
ln (x) = (x – 1) –
maka:
ln (0,9) = (0,9 – 1) –
= - 0,1 – (0,005) + (- 0,00033333) – 0,000025 +
= - 0,1053583 +
Dan
sisa galat pemotongan :
Karena terletak dalam selang
dan berdasarkan fakta, bahwa jika suatu
pecahan nilainya semakin besar jika penyebutnya dibuat lebih kecil. Maka, nilai
c yang dipakai adalah 0,9.
≈
x
≈
Sehingga,
nilai ln(0,9) = - 0,1053583 dengan
galat pemotongan <
LATIHAN SOAL
1.
Hitunglah galat mutlak dan galat
relatif, pada angka signifikan
dengan masing-masing hampiran
berikut ini:
a.
Nilai sejati x=1,6433333
dihampiri dengan nilai hampiran
=1,643
b.
Nilai sejati x=1999
dihampiri dengan niai hampiran
= 2000
2.
Tentukan persentase galat relatif dari hasil pengukuran
berikut:
a.
0,098 m
b.
23,4 cm
c.
3,43 kg
KUNCI JAWABAN
1.
|
a.
x=1,6433333 dan
=1,643
Galat Mutlak:
= |1,6433333 - 1,643|
= 0,0003333
Galat Relatif:
= 0,0002028194767
b.
x=1999
dan
=2000
Galat Mutlak:
= | 1999 - 2000|
= 1
Galat Relatif:
= 0,0005002501215
|
2.
|
a.
x = 0,098 m
Galat Relatif:
b.
x = 23,4 cm
Galat Relatif:
c.
x =3,43 kg
Galat Relatif:
|
Komentar
Posting Komentar